Perguruan Islam Al-Amjad menggandeng Minauli Consulting dalam seleksi siswa baru tahun ajaran 2018-2019. Kerja sama dengan konsultan psikologi ini bertujuan untuk memetakan kesiapan belajar serta kemampuan psikologis calon siswa di Perguruan Al-Amjad.
Irna Minauli selaku psikolog dari Minauli Consulting menjelaskan bahwa adanya tes psikologi dalam seleksi masuk sekolah akan membantu guru di kelas dalam mengetahui dan memahami kebutuhan siswa yang berbeda-beda dalam proses belajar.
“Jadi akan ada semacam mapping bagi para guru sehingga mereka bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan tiap-tiap siswa. Tentunya ini akan positif untuk perkembangan sekolah,” ujar Irna di sela-sela seleksi gelombang I SD dan SMP Al-Amjad, Sabtu (3/3).
Dia menjelaskan bahwa tes psikologi amat penting bagi calon siswa, khususnya yang akan masuk ke tingkat SD. Hal ini dikarenakan faktor kesiapan seorang anak untuk menerima pendidikan secara formal berbeda antara satu anak dengan anak yang lain.
“Karena memang tidak semua anak siap untuk masuk SD. Terkadang ada orang tua yang berambisi anaknya agar cepat sekolah dan pintar secara akademis. Tapi ternyata anaknya belum siap,” jelasnya.
Ketua Pengurus Yayayasan Haji Hasballah Yunus (YHHY) Fadhullah menjelaskan bahwa seleksi masuk Perguruan Al-Amjad dilakukan sebagai pre-evaluasi untuk memetakan kebutuhan masing-masing siswa yang akan bersekolah di Al-Amjad. Dengan adanya hasil seleksi tersebut, guru akan dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang paling efektif bagi para siswa.
“Selain seleksi psikologi yang melihat aspek psikologi dan kecerdasan siswa, juga ada tes kemampuan dasar seperti aritmetika dan kemampuan berbahasa,” ujarnya.
Tak ketinggalan pula tes kemampuan membaca Al-Quran. Sebagai sekolah Islam, sambung Fadhullah, kemampuan literasi Al-Quran menjadi poin penting bagi siswa Al-Amjad. Meski demikian, ia menjelaskan bahwa tes membaca Al-Quran ini hanya bertujuan untuk sekadar mengetahui kemampuan siswa agar pemetaan kebutuhan siswa lebih jelas.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa seleksi gelombang pertama yang diselenggarakan untuk jejang SD dan SMP ini diikuti oleh ratusan calon siswa. Seleksi selanjutnya rencananya akan diadakan pada April dan Mei 2018.
Selain seleksi yang diikuti oleh anak, orang tua juga diberi kuesioner yang berkaitan dengan profil kematangan perkembangan anak. Hal ini mencakup kemampuan anak dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja dalam berkomunikasi dengan orang lain, keterampilan dasar dalam kehidupan sehari-hari hingga kemandirian.
Irna yang juga merupakan dosen psikologi dari Universitas Medan Area (UMA) ini mengatakan bahwa adanya tes psikologi juga akan membantu para orang tua dan wali dalam pendeteksian dini anak-anak berkebutuhan khusus.
“Bisa saja orang tua atau guru merasa ‘Anak ini sedikit berbeda’. Tapi masih dugaan. Selain itu misalnya ada orang tua yang ingin tahu apakah perilaku tertentu dari anaknya masih normal atau tidak? Nah ini bisa dideteksi dengan tes psikologi,” paparnya.