top of page
Writer's pictureAl-Amjad

Pelatihan Al Quran bagi Guru


Yayasan Haji Hasballah Yunus (YHHY) bekerja sama dengan Wafa Indonesia menyelenggarakan pelatihan dan standardisasi guru Al-Qur'an bagi guru-guru Perguruan Islam Al-Amjad. Pelatihan yang diselenggarakan pada 5-7 Juli ini bertujuan agar para guru di Al-Amjad memiliki standar yang sama dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada para siswa di tiap unit.

Ketua Pengurus YHHY Fadhullah menjelaskan bahwa pembelajaran Al-Qur'an metode otak kanan yang diadopsi dari Wafa Indonesia tentunya perlu diaplikasikan pertama sekali dari sisi para guru yang menjadi ujung tombak di ruang kelas.

"Para guru tentunya perlu mumpuni dalam praktiknya secara individu terlebih dahulu, agar kemudian bisa mengajarkan Al-Qur'an dengan efektif dan menyenangkan kepada siswa. Dengan ada pelatihan ini, tentunya akan ada satu standar bagi semua guru di Al-Amjad dalam mengajar para siswa," ujarnya, Kamis (5/7).

Dia menjelaskan bahwa pelatihan ini ditujukan bagi para seluruh guru baru yang belum mendapatkan pelatihan Wafa yang diselenggarakan tahun lalu. Namun pihaknya tidak menutup kesempatan bagi para guru lama yang ingin kembali mengikuti pelatihan ini untuk menyegarkan kembali apa yang pernah dipelajari.

“Jadi setelah pelatihan akan ada tes kemampuan para guru, sudah sampai di level mana menurut standar Wafa. Dan ini bukan hanya untuk guru baru. Guru lama yang ikut pelatihan pada tahun lalu juga akan kembali dites untuk melihat apa ada peningkatan dalam mempelajari Al-Qur’an,” jabar Fadhullah.

Ustadz Adhan Sanusi, Pimpinan Wafa Indonesia, menyampaikan bahwa dalam pelatihan empat hari ini akan ada beberapa tujuan yang akan dicapai, di antaranya adalah mengubah cara mengajar yang menyeramkan menjadi menyenangkan, membaca Al-Qur’an dengan syahdu yakni dengan menggunakan nada hijaz, serta bagaimana membuat kualitas bacaan Al-Qur’an menjadi standar tertinggi dengan sanad Al-Qur’an yang jelas bersumber hingga kepada Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam.

Dia mengatakan bahwa ada Lima T dalam pengembangan model pendidikan Al-Qur’an dalam Wafa. Kelima hal tersebut ialah Tilawah atau membaca dan menulis Al-Qur’an, Tahfidz atau menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, Tarjamah atau belajar menerjemahkan Al-Qur’an, Tafhim atau memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an dan Tafsir atau menafsirkan makna ayat-ayat Al-Qur’an.

“Jadi jangan hanya berhenti sampai di tilawah atau tahfidz saja. Kalau hanya itu, tidak ada bedanya dengan metode-metode lain yang sudah lama,” ujar Adhan.

Menurutnya, anak-anak yang diajarkan para guru saat ini merupakan calon pemimpin dalam 30 tahun mendatang. Untuk itu, guru memegang peran penting agar dapat membangun peradaban masyarakat Qur’ani di Indonesia, yaitu peradaban yang bacaannya bagus, hafalannya banyak, paham makna Al-Qur’an dan berakhlak Qur’ani.


bottom of page