Pasca munculnya Covid-19, proses belajar mengajar diarahkan secara daring dengan istilah belajar dari rumah. Tapi karena tidak semua siswa memiliki kesiapan menjalani belajar daring, materi belajar secara manual (luring) juga perlu diberikan.
Perguruan Islam Al Amjad, di Jalan Merpati, Medan Sunggal, mungkin menjadi salah satu lembaga pendidikan yang cepat mengubah strategi agar siswa-siswanya tetap mendapatkan pembelajaran dari guru secara adil dan merata.
“Proses belajar mengajar di Al- Amjad, sengaja kami membuat dua sistem yaitu daring dan manual. Pertama, daring sebab kita tidak bisa bertatap muka dengan anak-anak sesuai anjuran pemerintah. Manual karena ternyata tidak semua anak punya akses internet atau tak punya akses perangkatnya. Khususnya untuk anak SD ya,” kata Fadhullah SE, MM, Ketua Yayasan Haji Hasballah Yunus, kemarin.
Disebutkannya, untuk belajar daring mereka menyediakan portal belajar.alamjad.sch.id. Ternyata dari 1.500 anak yang menjadi siswa Perguruan Islam Al Amjad, yang mampu masuk ke portal itu hanya 1.200 saja. Berarti ada 300 anak yang belum mendapatkan akses ke portal ini.
Setelah melakukan analisis dan masukan dari guru, ternyata jika hanya mengandalkan sistem daring, yang bisa belajar hanya anak-anak yang orang tuanya mampu atau memiliki perangkat yang baik.
“Untuk siswa dengan orang tua yang ekonominya pas-pasan, mereka harus belajar juga kan. Tapi Mungkin ponsel pun hanya ada satu di rumah, sehingga anak tak maksimal belajarnya. Sering ketinggalan. Karena itu, kami inisiatif mengombinasinya dengan sistem manual juga,” ujar Fadhullah didampingi Achmad A Trisatya, Head of Research and Development Perguruan Islam Al Amjad.
Achmad menambahkan, belajar manual dalam arti pihak Al-Amjad menyediakan lembar kerja, termasuk bahan untuk prakarya yang harus diambil oleh orang tua atau siswa ke sekolah. Jikapun diambil oleh ojek online, akan tetap dilayani pihak sekolah. Lalu lembar kerja itu diselesaikan di rumah.
“Akhirnya kami inisiatif, semua kami perlakukan sama dengan menyiapkan lembar kerja dalam bentuk hard copy. Alhamdulillah, orang tua sambutannya positif dan anak-anak juga senang karena bisa ke sekolah dan bertemu dengan guru atau temannya walaupun hanya bertemu saat mengambil lembar kerja,” ujar Achmad.
Memberikan pembelajaran daring dan manual sekaligus, menurut Achmad juga semacam kompensasi uang sekolah. “Karena selama pandemi Covid-19, fasilitas di sekolah tak dipakai, maka fasilitasnya (lembar kerja) kita antar ke rumah,” pungkasnya.
Kepala Sekolah SD Al Amjad, Hafifah Surya, menambahkan, pembelajaran masa Covid-19 ini menjadi tantangan untuk guru maupun pengelola sekolah. Saat ini kata dia, guru-guru harus semakin cepat belajar dan akrab dengan teknologi. Kata dia, setelah Covid-19 reda, proses pembelajaran akan lebih agresif.
“Ke depan, meskipun Covid-19 sudah mereda, saya pikir kombinasi pembelajaran manual dan daring seperti di sini (Perguruan Al Amjad) harus terus dikembangkan.”
“Dengan kombinasi begini, maka pembelajaran akan lebih mumpuni. Siswa yang ketinggalan pembelajaran di kelas dapat melanjutkannya di rumah lewat daring. Dan kombinasi seperti ini juga akan mengantisipasi siswa dari remedial (mengulang/tinggal kelas),” pungkas Hafifah.
Comments