top of page
  • Writer's pictureAl-Amjad

Kisah Inspiratif Ramadan. Cara Rasulullah Membahagiakan Anak Yatim

Siang itu, di salah satu sudut Kota Madinah. Sejumlah anak kecil sedang asyik bermain. Semuanya mengenakan pakaian baru dan terlihat sangat gembira. Hari itu bertepatan dengan Idul Fitri. Agak jauh dari mereka, tampak seorang anak bersedih hati.


Seorang lelaki dengan penuh saksama memperhatikan pemandangan ini, tak terkecuali si anak yang bersedih itu. Lelaki ini pun mendekatinya, kemudian bertanya, “Wahai ananda, mengapa engkau tak bermain seperti teman-temanmu itu?”


Dengan berurai air mata, si anak menjawab, “Wahai tuan, saya sangat sedih. Teman-teman saya gembira memakai pakaian baru dan saya tak punya siapa-siapa untuk membelikan pakaian baru.”


Lelaki ini kembali bertanya, “Di mana orang tuamu?”


Anak kecil ini mengungkapkan bahwa ayahnya telah syahid karena ikut berperang bersama Rasulullah SAW, sedangkan ibunya menikah lagi. Namun, semua harta ayahnya dibawa serta. Ayah tirinya lantas mengusirnya dari rumah.


Lelaki ini pun kemudian memeluk dan membelainya. “Wahai ananda, mau engkau kalau saya menjadi ayahmu, 'Aisyah sebagai ibumu, dan Fatimah menjadi saudarimu?”


Anak kecil itu awalnya terkejut, tetapi segera menyadari bahwa yang bertanya itu adalah Rasulullah SAW. Dia pun tampak sangat gembira. Nabi SAW lalu membawa anak itu ke rumah dan memberikan pakaian yang layak untuknya.


Beberapa saat kemudian, si anak kembali menemui teman-temannya. Tak seperti sebelumnya, kini dia tampak sangat bahagia, plus dengan mengenakan pakaian yang lebih baru.


Menyaksikan itu, teman-teman sebayanya heran. Si anak menjawab, “Kemarin aku lapar, haus, dan yatim. Tetapi, sekarang aku bahagia karena Rasulullah SAW menjadi ayahku. 'Aisyah ibuku. Ali pamanku dan Fatimah saudariku. Bagaimana aku tak bahagia?”


Kini, giliran teman-temannya itu yang bersedih. Mereka ingin seperti si anak yang beruntung itu.

bottom of page