Dunia pendidikan sudah terlalu lama berbaring akibat sistem kebijakan belajar daring. Pasalnya, pandemi belum juga berakhir sementara seluruh orang sudah mulai gerah dipaksa menjalankan hal-hal yang tidak biasa. Seluruh kegiatan pendidikan beralih tempat. Peserta didik tidak lagi datang ke sekolah tetapi harus belajar dari rumah. Penanaman pengetahuan diajarkan secara virtual. Lalu, bagaimana cara sekolah mentransferkan penanaman karakter secara daring yang dalam kenyataannya sulit untuk diajarkan secara langsung?
Perguruan Islam Al-Amjad Medan merupakan salah satu sekolah yang berada dalam lingkaran imbas hambatan pendidikan akibat pandemi. Namun, penanaman pendidikan karakter di sekolah ini terbilang cukup terstruktur dan sangat jelas tujuannya. Pembiasaan karakter diberikan kepada peserta didik melalui beberapa teknik, yaitu tugas karakter harian (wajib) dan tugas karakter mingguan (khusus) dan menyelipkan pendidikan karakter di setiap mata pelajaran. Tugas yang diberikan juga termasuk sederhana disesuaikan dengan keadaan masa wabah Covid-19 dan keterbatasan ruang gerak peserta didik.
Penanaman karakter religius menjadi modal utama sekolah menggerakkan peserta didik. Beberapa hal yang dibiasakan sama halnya dengan karakter pada masa normal. Guru memantau ibadah wajib dan sunah peserta didik melalui beberapa aplikasi belajar yaitu whatsapp group, zoom meeting, dan portal belajar buatan sekolah. Kegiatan pembelajaran setiap harinya akan diawali dengan pembiasaan membaca Al-Qur’an yang dibimbing oleh guru secara daring melalui zoom meeting. Pada portal belajar juga tersedia kolom laporan ibadah yang dapat diisi oleh peserta didik. Meskipun seluruh kegiatan ini dilakukan secara daring, guru tetap menekankan nilai-nilai kejujuran dari mereka dengan melihat kesesuaian antara laporan di portal dengan dokumentasi ibadah yang dikirimkan
Kita mengetahui bahwa salah satu kunci keberhasilan menciptakan suasana sekolah di rumah adalah dengan membangun rasa kedekatan peserta didik dengan anggota keluarga yang berada di rumah. Oleh karena itu, Perguruan Islam Al-Amjad memberikan pula penanaman karakter yang berhubungan dengan kerja sama peserta didik dengan anggota keluarga. Beberapa hal yang telah dilakukan adalah menghidangkan minuman pagi dan sarapan untuk orang tua, memijat orang tua di malam hari, sholat berjamaah dengan keluarga, membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah yang ringan seperti menyapu, membereskan tempat tidur pribadi, mencuci piring bekas sarapan, menjemur handuk bekas mandi dan mematikan lampu yang tidak digunakan di siang hari.
Pekerjaan-pekerjaan ringan yang dapat dilakukan sehari-hari tersebut merupakan tugas karakter harian yang wajib dilakukan peserta didik setiap harinya tanpa harus diperintah oleh siapapun. Walaupun demikian, guru tetap mengawasi dan selalu mengingatkan agar peserta didik menjadi terbiasa. Pembiasaan karakter harian juga telah terdaftar pada portal belajar yang setiap sore harus mereka centang sesuai dengan karakter yang telah mereka lakukan.
Karakter sederhana lainnya yang diutamakan di masa pandemi seperti ini adalah membangun kepedulian terhadap lingkungan sekitar dengan cara menjaga kebersihan serta menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Contoh penanaman karakter ini yang telah dilakukan adalah membiasakan peserta didik membuang sampah rumah setiap pagi, mengklasifikasikan jenis-jenis sampah, dan menerapkan prinsip 3R (Reuse, Reduse, Recycle). Selain itu, peserta didik juga diarahkan untuk membuat tong sampah dari barang bekas yang ada di rumah. Membuat tong sampah merupakan salah satu contoh tugas karakter mingguan (khusus) karena proses pembuatannya membutuhkan waktu tertentu.
Comments