Mungkin kita sering mendengar ajakan yang senada dengannya atau semisalnya, dan hampir semua dari kita mengetahui apa maksud dari ajakan tersebut. Ya tentu saja mereka ingin mengajak kita untuk belajar bareng tentang kalam Allah, tentang Al-Qur’an, baik itu mentilawahnya, belajar tentang cara membacanya, serta memahami isi kandungannya. iyaaa, mereka menginginkan kebaikan untuk kita, mereka ingin merangkul kita untuk bersama-sama meraih ridho dan hidayah rabb kita.
Sebagai bentuk kenikmatan dan keutamaan yang telah Allah Ta’ala berikan kepada manusia, bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak meninggalkan manusia begitu saja dalam kehidupan mereka. Allah memberikan petunjuk-Nya yang akan menuntun serta menunjukkan kepada mereka kebaikan-kebaikan dan bahkan Allah Ta’ala mengirimkan kepada mereka utusan-Nya yang kita sebut sebagai rasul dan nabi Allah. Mereka adalah manusia-manusia terbaik yang bertugas untuk menyampaikan serta mengajarkan kepada manusia kitab suci sebagai pedoman yang berisi mengenai bagaimana seharusnya manusia beribadah kepada Allah Ta’ala semata, serta memberikan berita kabar gembira bagi hamba-Nya yang taat kepada aturan-aturan rabbnya dan memberikan peringatan bagi hamba-Nya yang ingkar.
Allah Ta’ala berfirman,
رُسُلًا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ
“Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus.” (QS. An Nisa:165)
Allah Ta’ala juga berfirman,
إِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَأَقَامُوْا الصَّلوة وَأَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُوْنَ تِجَارَةً لَنْ تَبُوْر
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” (QS. Fatir:29)
Maksud dari membaca kitab Allah (Al-Qur’an) disini atau يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ, bukan hanya membaca saja Namun juga mempelajari tentang isi dan maksudnya serta mengamalkan apa yang telah menjadi perintah padanya dan batasan-batasan yang telah Allah Ta’ala sampaikan kepada umat manusia. hal tersebut sebagaimana telah disebutkan dalam tafsir ibnu ‘Utsaimin.
Oleh karenanya yukk kita mengaji Al-Qur’an..!
Mempelajari cara membacanya, memahami isi kandungannya, menghafalkannya serta mengamalkannya.
Wa Lillahil hamd..
Di zaman sekarang, kita bebas untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an dimana pun kita berada, baik di atas kendaraan, ketika menunggu antrian, ketika duduk santai di rumah maupun di tempat umum dan lain sebagainya.
Tahukah kamu, bahwa di zaman para sahabat Nabi terdahulu ada loh yang dikeroyokin dan dihajar habis-habisan oleh orang-orang kafir karena ia berani secara terang-terangan melantunkan ayat suci Al-Qur’an.
Ia adalah Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. ia adalah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang dengan berani memperdengarkan ayat suci Al-Qur’an di hadapan khalayak umum dengan suara yang lantang yang pada saat itu berada di sekitaran ka’bah.
Orang-orang kafir Quraisy pun mendengar apa yang diucapkan oleh Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, lalu seketika itu juga mereka ramai-ramai mengeroyok tubuh kurus Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu hingga babak belur.
Namun dahsyatnya lagi, Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu tidak gentar dengan kejadian itu, bahkan ia berani untuk mengulangi peristiwa yang serupa.
Kisah tersebut adalah sepenggal dari kisah perjuangan kaum Muslimin terdahulu yang sangat ingin mensyiarkan agama Allah Subhanahu wata’ala, ingin memiliki kebebasan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala. masih banyak lagi kisah-kisah yang serupa dengannya.
Lalu...
Bagaimana dengan kita yang sudah Allah Ta’ala mudahkan akses untuk melaksanakan ibadah-ibadah yang telah disyariatkan kepada kita?
Kapan nih kita ngaji membaca Al-Qur’an, memahami isi kandungannya sebagaimana pemahaman para sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, menghafalkannya dan menerapkannya dalam keseharian kita?
Referensi:
Al-Qur’an Al-Karim
Tafsir Ibnu ‘Utsaimin
Mabhats fi Ulumil Qur’an, Syaikh Manna’ Khalil Al-Qaththan
Shuwar min Hayatish Shahabah, Syaikh Abdurrahman Ra’fat Al-Basya
Dwi Surya Praja,S.Pd
Comments