Peribahasa 'lancar kaji karena diulang' merupakan salah satu peribahasa yang kita sudah tahu sedari kita berusia dini. Orangtua dan para guru selalu mengingatkan kita untuk mengulangi sesuatu karena kelancaran dan kemahiran adalah karena proses pengulangan dan repetisi yang dilakukan secara rutin hingga tercapainya kelancaran dalam sesuatu. Namun acapkali peribahasa hanyalah sekedar peribahasa yang hanya diingat tanpa ada implementasi dan juga aplikasinya. Karena kenyataannya, terkadang kita merasa ada kesulitan dalam mengerjakan sesuatu dan kemudian kita malah meninggalkannya daripada mengulangi dan berusaha mempelajarinya lagi.
Menyerah akan sesuatu kesulitan atau putus asa terkhusus untuk hal yang baik merupakan salah satu tindakan yang kurang terpuji. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Insyirah bahwa “sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. Bahkan ayat tersebut diulang dua kali menunjukkan bahwa manusia cenderung berada dalam keraguan akan kemampuannya melewati kesulitan tersebut.
Pandemi Covid-19 yang tiba-tiba hadir dan menyerang seluruh belahan dunia tentu saja membuat kita terkaget dan panik. Bukan hanya soal kekhawatiran akan penyakit saja, namun hampir seluruh cara dan kebiasaan kita hidup juga terpaksa harus berubah. Bagaimana cara kita bekerja, belajar, dan beribadah pun harus menyesuaikan dengan kondisi pandemi.
Setelah hampir satu tahun kita melewati dan hidup berdampingan dengan ancaman virus Covid-19, merupakan suatu kewajiban kita juga untuk tidak kalah dengan keadaan. Keadaan memaksa kita untuk lebih kuat, lebih kreatif, dan lebih tangguh. Sebagaimana peribahasa barat mengungkapkan "what doesn't kill you makes you stronger". Wujud nyata lebih tangguh tersebut terbukti dari rutinnya pelaksanaan pelatihan bagi guru Al-Amjad.
Selama pandemi mulai masuk Indonesia pada Maret 2020 sampai dengan saat ini, Al-Amjad telah rutin mengadakan dan juga guru-guru senantiasa mengikuti pelatihan yang dilaksanakan baik secara virtual maupun tatap muka. Mulai dari pelatihan pembelajaran menggunakan Zoom dan Google Meet, kemudian pelatihan mengajar daring anti-garing, sampai dengan pelatihan Al-Quran tetap dilaksanakan demi peningkatan kualitas pembelajaran.
Terkini, pelatihan pembelajaran Al-Quran dilaksanakan pada bulan November 2020 yang lalu secara tatap muka terbatas dengan memerhatikan protokol kesehatan. Pelatihan ini lebih tepatnya disebut dengan Training of Trainers karena guru-guru yang kemampuan membaca dan menghafal Al-Qurannya lebih baik mengajarkan dan memberikan ilmu kepada guru-guru lainnya. Harapan dari pelatihan selama dua hari ini tentu saja menstandarisasi pembelajaran Al-Quran yang akan diajarkan di Al-Amjad.
Seharusnya pelatihan Al-Quran akan dilakukan oleh WAFA Indonesia sebagai mitra Al-Amjad, namun karena kondisi pandemi yang tidak memungkinkan trainer WAFA untuk terbang ke Medan menjadi satu kendala yang harus ditemukan solusinya, walaupun belum sempurna namun menjadi solusi alternatif.
Kemudian pelatihan berkelanjutan juga dilaksanakan pada Januari 2021 yaitu pengembangan metode pembelajaran berbasis merdeka belajar. Lagi-lagi pelatihan ini menggunakan metode tatap muka terbatas dan dimentori oleh guru-guru senior. Tentu saja hasil akhir yang diharapkan adalah terciptanya suatu standar mutu pembelajaran di tiap kelas yang berimbang, unggul bersama sehingga kualitas pendidikan menjadi paripurna.
Menyikapi pandemi yang belum kunjung usai memang seharusnya bukan dengan ketakutan dan kebimbangan, melainkan dengan usaha dan kerja keras bahwa kita mampu melewati semua ini, serta dengan tidak lupa untuk berdoa, karena kita memiliki Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa.
Comments